Senin, 09 November 2009

KONSEP DASAR PERILAKU SOSIAL (konformitas, prososial, agresi)

KONFORMITAS
Konformitas sosial adalah proses dimana tingkah laku seseorang terpengaruh atau dipengaruhi oleh orang lain di dalam suatu kelompok. Cara seseorang terpengaruh ada bermacam-macam, ada yang secara tidak langsung ataupun tidak langsung. Memakai sepatu berwarna hitam karena ada teguran dari teman kelompok adalah contoh pengaruh langsung sedangkan memakai sepatu berwarna hitam karena semua teman kelompok memakai sepatu berwarna hitam adalah pengaruh tidak langsung yang menyebabkan seseorang melakukan konformitas. Menurut Herbert Kelman, seorang Psikolog dari Harvard University, bentuk dari konformitas dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Identifikasi (Saat seseorang meniru tokoh yang diidolakan, seperti ayah atau artis)
2. Internalisasi
3. Compliance
Internalisasi atau juga disebut pengaruh informasional muncul pada saat standar sosial yang jelas ambigu. Sebagai contoh, Dodi dan teman sekelasnya ditugaskan untuk membuat tugas oleh guru, tetapi tidak ada yang tahu apakah tugas tersebut dikumpulkan esok hari atau minggu depan. Karena situasinya ambigu, Dodi bertanya-tanya pada teman sekelasnya, dan rata-rata dari mereka akan mengumpulkan tugasnya minggu depan. Karena mendengar hal tersebut, Dodi pun ikut mengumpulkan tugas tersebut minggu depan, tanpa peduli mana yang benar. Lain halnya dengan compliance atau juga disebut pengaruh normatif. Pada perilaku konform yang ini, seseorang mengikuti perilaku kelompoknya meskipun ia berpendapat berbeda dengan kelompoknya.
Bila merujuk pada faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku konform, hal tersebut kembali pada seberapa kuat keyakinan seseorang pada dirinya sendiri terlepas dari tekanan kelompok sosial yang diterimanya.

PROSOSIAL
A. Tingkah Laku Altruistik
Perilaku prososial adalah tindakan yang menguntungkan orang lain tetapi tidak memberikan keuntungan yang nyata bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Perilaku prososial kadang-kadang dapat melibatkan risiko di pihak orang yang memberikan bantuan. Istilah-istilah lain, seperti perilaku menolong, amal kebajikan, dan volunterisme juga digunakan untuk menggambarkan tentang hal-hal “baik” yang dilakukan orang untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang lain.
Istilah altruisme terkadang digunakan secara bergantian dengan tingkah laku prososial, tetapi altruisme yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain. Terdapat juga istilah bystander yang merupakan orang yang kebetulan ada di tempat kejadian dan turut menyaksikan kejadian itu.
B. Model Pengambilan Keputusan Untuk Membantu Orang Lain
1. Menyadari adanya situasi darurat.
2. Menginterpretasikan keadaan sebagai situasi darurat.
3. Mengasumsikan bahwa adalah tanggung jawabnya untuk menolong.
4. Mengetahui apa yang harus dilakukan.
5. Mengambil keputusan terakhir untuk menolong.
C. Pengaruh Pribadi Dalam Tingkah Laku Prososial
Terdapat faktor-faktor tambahan yang juga memiliki pengaruh pada kemungkinan bystander menolong atau tidak, yaitu:
1. Menolong orang yang disukai.
2. Atribusi menyangkut tanggung jawab korban.
3. Model-model prososial: Kekuatan dari contoh positif.

AGRESI
Agresi merujuk pada perilaku yang dimaksudkan untuk membuat objeknya mengalami bahaya atau kesakitan. Agresi dapat dilakukan secara verbal atau fisik. Perilaku yang secara tidak sengaja menyebabkan bahaya atau sakit bukan merupakan agresi. Pengrusakan barang dan perilaku destruktif lainnya juga termasuk dalam definisi agresi. Agresi tidak sama dengan ketegasan.
Jenis – jenis agresi menurut Moyer :

1. Agresi pemangsa : serangan terhadap mangsa oleh pemangsa.
2. Agresi antar jantan : kompetisi antara jantan dari spesies yang sama mengenai akses
terhadap sumber tertentu seperti betina, dominansi, status, dsb.
3. Agresi akibat takut : agresi yang dihubungkan dengan upaya menghindari ancaman.
4. Agresi teritorial : mempertahankan suatu daerah teritorial dari para penyusup.
5. Agresi maternal : agresi dari perempuan / betina untuk melindungi anaknya dari
ancaman. Ada juga agresi paternal.
6. Agresi instrumental : Agresi yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan. Agresi ini
dianggap sebagai respon yang dipelajari terhadap suatu situasi.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com