Senin, 09 November 2009

AGAMA DALAM BERBAGAI BENTUK

Agama – agama yang terdapat dalam masyarakat primitif, antara lain :

 DINAMISME
Dinamisme berasal dari bahasa Yunani dunamos yang berarti daya, kekuatan atau kekuasaan. Kepercayaan dinamisme merupakan salah satu kepercayaan yang marak terjadi pada masa prasejarah. Kehidupan pada masa tersebut, mencipkakan kepribadian yang selalu membutuhkan suatu kekuatan super diluar tubuh manusia itu sendiri. Hal ini yang mengakibatkan komunitas manusia prasejarah mulai mencari sumber kekuatan yang akan membantu hidupnya. Mulailah mereka mencari sumber-sumber kekuatan yang dapat membuat mereka merasa dekat dan aman ketika berada disekitarnya. Akhirnya muncullah kepercayaan dinamisme, suatu kepercayaan yang mengimani adanya suatu kekuatan gaib yang terdapat didalam sebuah benda. Kekuatan gaib itu disebut mana yang dalam Bahasa Indonesia disebut tuah atau sakti. Benda yang mereka imani memiliki kekuatan gaib dapat berupa pohon, api, batu, tanah, goa, bahkan manusia itu sendiri. keyakinan ini tidak sirna seiiring berjalannya waktu. Sebagai contoh dalam masyarakat Indonesia ada orang yang masih menghargai barang-barang yang dianggap bertuah atau sakti, misalnya keris, batu dan cincin yang apabila dipakai akan terpelihara dari penyakit, kecelakaan, bencana dll. Semakin banyak mana yang dimiliki oleh sebuah benda maka semakin jauh orang dari bahaya dan selamatlah dia dalam hidupnya, kehilangan mana berarti maut. Sedangkan benda yang mempunyai kekuatan gaib yang bersifat jahat banyak ditakuti oleh orang, oleh karena itu dijauhi. Contoh lain adalah bangsa Jepang. Bangsa Jepang menyembah dewa matahari yang mereka yakini memiliki kekutan luar biasa yang dapat menyinari seluruh alam semesta dan memberikan kehidupan bagi penghuninya.

 ANIMISME
Kepercayaan ini berasal dari bahasa latin anima yang berarti “roh”. Animisme adalah kepercayaan terhadap makhluk halus atau roh nenek moyang yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat primitif. Dalam hal komunitas ini, tempat-tempat tertentu dianggap sebagai tempat keramat yang harus dijaga dan dihormati. Hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa didalam kawasan tersebut masih bersemayam jiwa dari orang-orang terdahulu yang akan menjaga kedamaian keturunannya dari roh jahat yang mungkin mengganggu.
Bukan hanya dalam kawasan masyarakat primitif, diperkirakan beberapa kawasan suku Dayak di Kalimantan Barat masih menganut kepercayaan ini.
Selain itu, kepercayaan animisme juga mengimani bahwa roh orang-orang terdahulu bisa merasuki raga berbagai jenis hewan yang ada di sekitar komunitas tersebut bermukim dan hewan tersebut dapat berlaku seperti manusia. Contohnya masyarakat suku Nias, mempercayai bahwa roh seseorang yang meninggal karena dibunuh dapat marasuki tubuh harimau dan membalaskan dendam kepada seseorang yang telah membubnuhnya. Akan tetapi konsep ini sama sekali tidak bisa disamakan dengan konsep reinkarnasi yang dimiliki oleh masyarakat Hindu dan Budha. Dalam reinkarnasi roh seseorang yang meninggal akan terlahir kembali dalam wujud lain bukan merasuki tubuh makhluk lainnya.

 POLITEISME
Politeisme adalah kepercayaan pada dewa – dewa. Bangsa di dunia yang menganut kepercayaan politeisme adalah bangsa Yunani. Dalam kehidupan masyarakatnya mereka mengenal kekutan luar biasa yang berada dalam wujud dewa. Bangsa Yunani meyakini banyak dewa. Dewa – dewa Yunani kuno tersebut diberi nama sesuai dengan kekuatan, kekuasaan, dan tempat tinggalnya. Tempat tinggal dewa tersebut terdapat di langit, lautan, bumi, dan alam baka. Salah satu dewa yang dikenal memiliki kekuatan paling besar yaitu dewa Zeus. Selain itu terdapat dewa-dewi lain seperti Hera ( dewi pernikahan ), Hebe ( dewi kaum muda ), Eris ( dewi perselisihan ) dan Eileithyia ( dewi kelahiran ). Selain itu di banyak Negara, dewa – dewa juga dipercaya memiliki tugas – tugas tertentu. Contoh : Ra ( Mesir kuno ), Surya ( India kuno ), Mithra ( Persia kuno ) adalah dewa yang bertugas menyinarkan cahaya ke permukaan bumi. Dan Indera ( agama India kuno ) dan Donnar ( Jerman kuno ) adalah dewa yang bertugas menurunkan hujan.

 HENOTEISME
Henoteisme adalah mempercayai satu Tuhan untuk satu bangsa dan bangsa - bangsa lain memiliki tuhannya sendiri-sendiri. Yang mengandung paham tuhan nasional yang terdapat dalam perkembangan paham keagamaan masyarakat Yahudi. Yahweh pada akhirnya mengalahkan dewa-dewa yang lainnya, sehingga Yahweh menjadi tuhan nasional bangsa Yahudi.

 MONOTEISME
Monoteisme berasal dari kata Yunani, monon yang berarti tunggal dan Theos yang berarti Tuhan. Monoteisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan itu tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu. Kebanyakan kaum monoteis akan mengatakan bahwa monoteisme pasti berlawanan dengan politeisme. Namun pada kenyataannya, pemeluk politeisme sering berlaku selayaknya kaum monoteisme. Ini disebabkan karena keyakinan akan tuhan yang banyak itu tidak berarti bahwa mereka menyembah banyak tuhan. Secara historis, banyak pemeluk politeis percaya akan keberadaan banyak tuhan, tetapi mereka hanya menyembah satu saja, yang dianggap oleh si pemeluk itu sebagai Tuhan yang Maha Tinggi.

Terdapat berbagai bentuk kepercayaan monoteis, antara lain :
• Teisme, istilah yang mengacu kepada keyakinan akan tuhan yang 'pribadi', artinya satu tuhan dengan kepribadian yang khas, dan bukan sekadar suatu kekuatan ilahi saja.
• Deisme adalah bentuk monoteisme yang meyakini bahwa tuhan itu ada. Namun demikian, seorang deis menolak gagasan bahwa tuhan ini ikut campur di dalam dunia. Jadi, deisme menolak wahyu yang khusus. Sifat tuhan ini hanya dapat dikenal melalui nalar dan pengamatan terhadap alam. Karena itu, seorang deis menolak hal-hal yang ajaib dan klaim bahwa suatu agama atau kitab suci memiliki pengenalan akan tuhan.
• Teisme monistik adalah suatu bentuk monoteisme yang ada dalam Hindu. Teisme seperti ini berbeda dengan agama-agama Semit karena ia mencakup panenteisme, monisme, dan pada saat yang sama juga mencakup konsep tentang Tuhan yang pribadi sebagai Yang Tertinggi, Mahakuasa, dan universal. Tipe-tipe monoteisme yang lainnya adalah monisme bersyarat, aliran Ramanuja atau Vishishtadvaita, yang mengakui bahwa alam adalah bagian dari Tuhan, atau Narayana, suatu bentuk panenteisme, namun di dalam Yang Mahatinggi ini ada pluralitas jiwa dan Dvaita, yang berbeda dalam arti bahwa ia bersifat dualistik, karena tuhan itu terpisah dan tidak bersifat panenteistik.
• Panteisme berpendapat bahwa alam sendiri itulah Tuhan. Pemikiran ini menyangkal kehadiran Yang Mahatinggi yang transenden dan yang bukan merupakan bagian dari alam. Tergantung akan pemahamannya, pandangan ini dapat dibandingkan sepadan dengan ateisme, deisme atau teisme.
• Panenteism adalah suatu bentuk teisme yang berkeyakinan bahwa alam adalah bagian dari tuhan, tapi tuhan tidaklah identik dengan alam. Pandangan ini diikuti oleh teologi proses dan juga Hindu. Menurut Hindu, alam adalah bagian dari Tuhan, tetapi Tuhan tidak sama dengan alam melainkan mentransendensikannya. Akan tetapi, berbeda dengan teologi proses, Tuhan dalam Hinduisme itu Mahakuasa. Panenteisme dipahami sebagai "Tuhan ada di dalam alam sebagaimana jiwa berada di dalam tubuh". Dengan penjelasan yang sama, panenteisme juga disebut teisme monistik di dalam Hinduisme. Namun karena teologi proses juga tercakup di dalam definisi yang luas dari panenteisme dan tidak menerima kehadiran Yang Mahatinggi dan Yang Mahakuasa, pandangan Hindu dapat disebut sebagai teisme yang monistik.
• Monoteisme substansi, ditemukan misalnya dalam sejumlah agama pribumi Afrika, yang berpendapat bahwa tuhan yang banyak itu adalah perwujudan dari substansi yang satu yang ada di belakangnya, dan bahwa substansi yang ada di belakangnya itulah Allah. Pandangan ini banyak miripnya dengan pandangan Tritunggal Kristen tentang tiga pribadi yang mempunyai hakikat yang sama.




“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.”
( QS Ali Imran: 19 )

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com