Kamis, 17 Desember 2009

KAJIAN AYAT SURAT AL-BAQARAH AYAT 256

“Dan tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak pernah putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

SEBAB TURUNNYA AYAT
Abu Dawud as-Sijistani dan Ibnu Habban meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Dulu kala ada seorang wanita yang setiap melahirkan anaknya selalu mati. Lalu dia bernazar jika anaknya hidup, maka dia akan menjadikannya seorang Yahudi. Ketika Bani Nadhir diusir dari Madinah, diantara mereka terdapat anak-anak orang-orang Anshar. Maka mereka pun berkata, “Kita tidak bisa membiarkan anak-anak kita.” Maka turunlah firman Allah,

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama.” (al-Baqarah:256)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur Sa`id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Firman Allah, “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”, turun pada seorang lelaki dari Anshar yang berasal dari Bani Salim bin Auf yang bernama al-Hushain. Dia mempunyai dua orang anak yang keduanya beragama Nasrani, sedangkan dia sendiri adalah seorang muslim. Maka dia pun mengadu kepada Nabi SAW.,”Apakah saya perlu memaksa mereka berdua untuk masuk Islam karena mereka tetap ingin memeluk agama Nasrani?” Maka Allah menurunkan firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 256.”

TAFSIR
a. Tafsir Ibnu `Abbas
(Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)) maksudnya; setelah orang-orang Arab masuk Islam, tidak beloh seorang pun dari kalangan ahli kitab dan pemeluk agama Majusi dipaksa untuk menganut agama tauhid. (Sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat) yakni; antara iman dan kufur, dan antara agama yang hak dan agam yang bathil.

b. Tafsirul Wajiz
Al-Hadist
Dari Abdullah bin Salam, berkata, “Aku bermimpi di masa Rasululllah SAW. Aku bermimpi seolah-olah aku berada di sebuah taman yang luas dan hijau. Di tengahnya ada tiang dari besi, bagian bawahnya berada di tanah dan bagian atasnya berada di langit. Dan di atanya terdapat ikatan. Kemudian dikatakan kepadaku,”Naiklah.” Aku menjawab, “Aku tidak bisa.” Kemudian pelayan mendatangiku dan mengangkat pakaianku dari belakang sehingga aku naik sampai ke atasnya dan mengambil ikatan. Kemudian dikatakan kepadaku, “Peganglah erat-erat ikatan itu.” Kemudian aku terjaga dan sesungguhnya ia masih berada di tanganku. Lalu aku menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Taman itu adalah taman Islam, tiang itu adalah tiang Islam, dan ikatan itu adalah ikatan yang kuat. Engkau akan berada di dalam Islam hingga engkau meninggal.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

ANALISIS AYAT
Menurut pandangan saya, surah al-Baqarah ayat 256 memang benar bahwa tidak ada paksaan untuk masuk Islam. Jika seseorang dipaksa untuk masuk Islam, maka dia pun akan tidak tenang di dalam Islam karena diliputi ketakutan akan paksaan. Sebenarnya meng-Islam-kan seseorang memang sangat bagus, tetapi itu semua tidak bisa dengan paksaan. Kita harus mencontoh cara Rasulullah SAW meng-Islam-kan orang-orang Jahiliyah. Nabi SAW tidak pernah sekalipun memaksa orang Jahiliyah untuk masuk Islam, tetapi Beliau memberi kelembutan dan keramahan kepada orang Jahiliyah. Beliau memberi contoh bahwa Islam itu bukan agama kekerasan. Hal itulah yang membuat oran-orang Jahiliyah menjadi terbuka hatinya untuk masuk Islam. Nah, cara seperti inilah yang seharusnya kita contoh untuk mengajak orang-orang untuk masuk Islam. Jangan sampai kita memberontak kepada orang-orang yang non-muslim, karena hal itu akan memberi citra buruk kepada Islam itu sendiri. Tunjukkanlah bahwa Islam itu adalah agama yang penuh dengan ketenangan dan kedamaian. Di sis lain, kita sebagai seorang muslim harus tetap beriman kepada Allah karena seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dengan ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka ia telah berpegang teguh kepada tali yang sangat kuat dan tidak pernah putus.

DAFTAR PUSTAKA

As-Suyuthi, J. (2008). Sebab Turunnya Ayat Al-qur`an. Jakarta: Gema Insani.

As-Suyuthi, J. (2008). Tafsir Ibnu `Abbas. Bandung: Pustaka Darul Ilmi.

Ar-rifa`i, U. (2008). Tafsirul Wajiz. Jakarta: Gema Insani.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com